Minggu, 23 Oktober 2016

Trik Psikolog Agar Anak Tak 'Tertular' Ngomong Kasar seperti Teman Sebayanya


Trik Psikolog Agar Anak Tak ‘Tertular’ Ngomong Kasar Seperti Teman Sebayanya


Jakarta, Anak seringkali ikut-ikutan bicara kasar karena mendengar dari teman-teman bermain di sekitarnya. Kondisi ini kerap membuat para orang tua bingung karena sulit dicegah. Adakah cara bagi mengatasinya?
Menurut psikolog Anna Surti Ariani, MPsi, persoalan lingkungan yg berbicara kasar memang menjadi salah sesuatu hal yg membingungkan orang tua. Hal ini karena persoalan tersebut dianggap sulit diawasi oleh orang tua secara langsung.
“Kata kasar itu sebenarnya sangat bergantung pada konteks budaya dan pada siapa kami bicara. Di budaya Betawi misalnya, banyak bahasa yg terdengar kasar, padahal budayanya memang demikian,” ungkap Nina.
Untuk persoalan ini, Nina menganjurkan orang tua buat menjelaskan pada anak bahwa memang ada kata-kata pada konteks tertentu, yg sebaiknya tak diucapkan.
Baca juga: Ingat! Saat Selesaikan Masalah, Anak Akan Tiru Cara yg Dipakai Orang Tuanya
“Yang dapat membedakan dan menilai ialah anak-anak dgn usia besar, tetapi bagi anak yg usianya lebih kecil, cukup kenalkan dan arahkan anak pada kata-kata sopan,” terangnya.
Jika anak telah terlanjur mengenal dan mengucapkan kata kasar, Nina menyebutkan orang tua dapat memakai ‘trik pengabaian’. Trik ini dikerjakan dgn orang tua berpura-pura tak mendengar apa yg diucapkan anak, saat ia mengucapkan kata-kata kasar.
“Misalnya anak bilang ‘kelinci’, katakanlah kata kelinci itu kasar, ya telah kalian cool saja, pura-pura tak dengar pas anak bilang begitu. Kalau dia telah sebal didiamkan dan bilang kata yang lain yg kami anggap positif, baru kami dengarkan dan tanggapi. Anak mulai mencerna bahwa kata itu tak baik,” ujar Nina.
Bila orang tua justru memarahi anak dan memberikan perhatian negatif pada kata kasar tersebut, anak justru mulai selalu mengingat kata tersebut dan penasaran bagi mengatakannya lagi. “Ini bagian dari pendidikan sopan santun, bagaimana cara berbicara sesuai konteks,” lanjutnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar